NARASIKOE.COM – Ketua DPR RI, Puan Maharani, menyampaikan keprihatinan mendalam atas kasus meninggalnya seorang ibu hamil di Papua setelah ditolak empat rumah sakit rujukan.
Puan menegaskan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap sistem penanganan kesehatan agar kejadian serupa tidak kembali terjadi.
Menurut Puan, insiden ini telah menjadi perhatian serius Presiden Prabowo Subianto yang bahkan menggelar rapat khusus untuk membahasnya.
“Hal ini sudah berkali-kali terjadi, karenanya menjadi perhatian Presiden. Saya mendapat laporan bahwa Presiden hari ini melakukan rapat khusus terkait hal tersebut,” ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (25/11/2025).
Politikus PDI-P itu menekankan pentingnya evaluasi fasilitas kesehatan, terutama di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
DPR bersama komisi terkait akan mendorong Kementerian Kesehatan untuk memastikan masyarakat, khususnya di daerah terpencil, tidak lagi mengalami penolakan layanan medis.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian turut menegaskan bahwa Presiden telah memberi arahan agar dilakukan audit menyeluruh.
Tito menyebut pihaknya sudah berkomunikasi dengan Gubernur Papua, Mathius Fakhari, untuk segera membantu keluarga korban.
“Saya minta Pak Gubernur sesegera mungkin ke rumah keluarga korban, semua dibantu,” kata Tito di Istana Merdeka, Senin (24/11/2025).
Audit internal akan dilakukan dengan melibatkan rumah sakit, dinas kesehatan provinsi maupun kabupaten, serta pihak swasta.
Kemenkes akan fokus pada audit teknis layanan kesehatan, sementara Kemendagri meninjau aturan daerah yang berlaku. Tito menambahkan, Presiden berpesan agar kasus seperti ini tidak terulang lagi.
“Segera lakukan audit untuk mengetahui masalahnya, lalu perbaikan apakah fasilitasnya, tata kelola, orangnya, atau aturannya,” jelasnya.
Kasus ini mencuat setelah Irene Sokoy, ibu hamil asal Papua, meninggal dunia bersama bayinya pada 19 November 2025. Irene sempat dirujuk ke empat rumah sakit berbeda, namun terkendala fasilitas dan biaya.
Mulai dari dokter kandungan yang tidak tersedia, ruang operasi yang direnovasi, hingga permintaan uang muka di RS Bhayangkara Jayapura. Irene akhirnya meninggal dalam perjalanan menuju RSUD Jayapura.


















